Properti ooh properti.
Berbicara soal properti yang langsung muncul dibenak kita
tak lain dan tak bukan adalah rumah,dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
perumahan tidak salah memang ketika seseorang mengasumsikan segala tentang
rumah itu dengan iistilah properti
seperti pengertian asli dari properti itu sendiri.
Pengertian properti.
Properti atau istilah asingnya property adalah entitas dalam
kaitannya dengan kepemilikan seseorang atau sekelompok orang atas suatu hak
eksklusif. Bentuk yang utama dari properti ini adalah termasuk real
property (tanah), kekayaan pribadi (personal
property) (kepemilikan barang secara fisik lainnya), dan kekayaan intelektual.hak dari kepemilikan adalah
terkait dengan properti yang menjadikan sesuatu barang menjadi "kepunyaan
seseorang" baik pribadi maupun kelompok, menjamin si pemilik atas haknya
untuk melakukan segala suatu terhadap properti sesuai dengan kehendaknya, baik
untuk menggunakannya ataupun tidak menggunakannya, untuk mengalihkan hak
kepemilikannya. Beberapa ahli filosofi menyatakan bahwa hak atas properti
timbul dari norma sosial ( sumber : Wikipedia ).
Setelah kita mengetahui maksud dari penggunaan kalimat
properti tersebut mbah daur bukan ingin mengajak untuk mengulas tentang
properti secara langsung,tetapi ingin mengajak kepada rekan-rekan mbah daur
menengok dan merenungkan bagaimana sulit dan mahalnya harga sebuah properti
dalam hal ini rumah tinggal di daerah tangerang.
Properti sebagai kebutuhan pokok.
Setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan pokok yang mesti
terpeuhi yakni meliputi sandang,pangan dan papan,jika salahsatu dari kebutuhan
tersebut tidak terpenuhi maka dijamin kehidupan seseorang tersebut akan
mengalami hal yang tidak di inginkan,begitu juga dengan kepemilikan rumah.
Memiliki rumah memiliki banyak sekali tujuan,selain untuk
tempat beristirahat,terhindar dari terik panas,hujan atau bahaya hewan
lainya,rumah juga menjadi tempat berkumpul dan mencurahkan kasih sayang
terhadap anggota keluarga yang lain,sehingga memiliki sebuah rumah merupakan
hal yang sangat pokok,tetapi semakin hari harga untuk memiliki sebuah rumah
bukanlah hal yang gampang seiring dengan semakin melonjaknya harga tanah serta
rumah terebut.
Sebagai contoh,mbah daur pada pertengahan tahun 2013 yang
lalu membeli sebuah rumah dengan jalan KPR dari sebuah bank,pada saat itu uang
muka ( DP ) hanya sebesar 10 jt rupiah itupun masih boleh diangsur dengan
cicilan 750rb rupiah untuk durasi 15 tahun,tetapi sekarang tepat hampir setahun
yang lalu,dengan type perumahan yang sama dikenakan uang muka sebesar 39 juta
rupiah dengan cicilan mencapai 800rb untuk durasi 15 tahun.
Semakin mahlanya harga sebuah properti menjadikanya sebuah
barang mahal yang jarang orang bermimpi untuk memiliki rumah ditangerang
ataupun kota-kota besar lainya di Indonesia,ini menurut mbah daur tenggung
jawab pemerintah dengan kebijakan subsidinya,perlu ada perhatian khusus terhadap
bidang perumahan karena jika pemerintah tutup mata bukan tidak mungkin niat
memiliki rumah yang layak huni akan menjadi barang yang langka,bayangkan
berniat saja mereka sudah enggan apalagi mencoba untuk memilikinya,padahal itu
adalah hak yang mesti terpenuhi.
Properti sebagai investasi.
Kondisi financial seseorang memang berbeda dengan yang
lainya,jika mbah daur atau rekan-rekan yang lain termasuk dalam kasta yang
sulit untuk memiliki properti yang layak huni,tetapi ada orang yang memiliki
kasta lebih tinggi yang tiada kesulitan berarti dapat dengan mudah memiliki
properti lebih dari satu,dua,tiga atau bahkan lebih,jika sudah begini keadaanya
maka seseorang yang memiliki kemampuan dari segi keuangan akan menjadi properti
yang mereka beli sebagai invesatasi jangka panjang.
Tidak salah memang menjadikan properti sebagai investasi
jangka panjang mengingat harga tanah dan rumah yang mustahil untuk
turun,sehingga banyak kalangan berniat untuk membeli rumah hanya untuk
investasi kelak dikemudian hari.
Lagi-lagi pemerintah yang bertanggung jawab penuh terhadap
monopoli yang muncul akibat dari orang-orang kaya yang menguasai hutan
properti,jangan sampai orang kaya dengan begitu mudahnya dapat mmbeli rumah
sementara rakyat miskin yang lain tidak kebagian…hmmm
Lalu apa yang harus kita lakukan….?
Kesalahan siapa jika bisnis properti ini hanya untuk mereka
yang berkantong tebal…?
Siapa yang salah…?