Surachman Sang Pelari Tua Pengharum Bangsa.
![]() |
Surachman Sang Pelari Tua Pengharum Bangsa. |
Pelari marathon mesti memiliki fisik yang prima,terlebih
jika menenmpuh jarak 100K atau 100km,biasanya ini hanya bisa dilampui bagi
mereka yang masih muda,tetapi ini alasan muda ini tidak berlaku bagi seorang
Surachman,meski umurnya sudah menembus angka 63 tahun fisik dan stamina prima beliau
masih terjaga dengan baik.
Surachman yang merupakan pensiunan Kementerian
Pertahanan (Kemenhan) ini memiliki beberapa rekor yang mungkin sangat
sulit untuk dipecahkan olah generasi-generasi berikutnya,tengok saja rekor
terbaru beliau sebagai peserta satu-satunya dari Indonesia dan peserta tertua yang
berhasil mencapai finis lomba lari maraton 100 km di Malaysia pada 15 Februari
2014 lalu.
Hingga saat ini, Surachman sudah mengumpulkan 68 medali dan
penghargaan dari lari maraton, termasuk dari Menpora dan Menparekraf. Surachman
kemudian memaparkan bahwa syarat untuk mengikuti lomba lari maraton 100 km
adalah beberapa kali mengikuti lomba full marathon sejauh 42,195 km, dan pernah
berlari malam.
"Kalau nggak pernah lari malam nggak bisa. Nonton wayang kulit saja ngantuk apalagi lari," tutur pria kelahiran 27 Mei 1950 ini.
Dia mengaku memang sudah pernah mengikuti berbagai macam lomba lari maraton baik di Indonesia, juga di luar negeri. Dia juga pernah mengikuti vertical running di gedung bertingkat 103 di Taiwan.
"Kalau nggak pernah lari malam nggak bisa. Nonton wayang kulit saja ngantuk apalagi lari," tutur pria kelahiran 27 Mei 1950 ini.
Dia mengaku memang sudah pernah mengikuti berbagai macam lomba lari maraton baik di Indonesia, juga di luar negeri. Dia juga pernah mengikuti vertical running di gedung bertingkat 103 di Taiwan.
Tips menjaga fisik dan stamina ala Surahman.
Setiap atlit olahraga apalagi pelari tentu memiliki
tips-tips atau aturan main dalam kehidupanya,baik dari pola makan,istirahat dan
juga jadwal latihannya,begitu juga dengan purnawirawan yang maih seangkatan dengan
presiden SBY,dsb tersebut.
“Nggak ada pantangan makanan. Kalau biasa makan telur
sebelum lari, ya itu jangan diubah. Jangan biasanya makan terus nggak makan.
Saya kalau lari nggak biasa makan ya nggak apa-apa tuh, nggak pernah makan
pagi. Ya kebiasannya apa itu aja. Mengubah kebiasaan itu perlu waktu panjang.
Kalau biasa makan daun singkong ya daun singkong aja, kalau biasa makan tempe
ya makan tempe aja," kata ayah dari 3 anak yang tinggal di Bandung, Jawa
Barat ini.
Sehari-hari, Surachman berlatih berlari tiap 2 hari sekali,
sejauh 50 km dengan waktu 7 jam. "Saya biasanya berangkat pukul 03.00 WIB
atau pukul 04.00 WIB sebelum subuh. Dan baru balik siang," kata Surachman
yang biasa berlatih di lapangan Brigif 15 Cimahi.
Bagaimana dengan keseharian kita.....?
Amanat seorang surachman.
Dengan memiliki rekor yang begitu fantastis,gaya hiduo yang
tidak muluk-muluk,disiplin yang konsisten,latihan yang tiada kenal berhenti
menjadikan seorang surachman legenda hidup bagi indonesia di dunia
marathon,tentu bukan itu saja yang menjadikan dia seperti sekarang ini tanpa
ada dorongan dari jiwa yang kuat nan kokoh.
Dorongan dari dalam diri yang selalu dipakai oleh beliau
adalah motifasi dan orientasi,kata-kata atau kalimat sakti yang selalu menjadi
aliran motifasi yang kuat seperti :
- “Biar Tua Masih Kuat”.
- "Kalau Bisa Cepat Kenapa Harus Lambat".
- "Tak Ada Manusia Hebat, yang Ada Orang Terlatih",.
- "Usia Boleh Tua Tapi Semangat Tetap Muda".
Selain dari kalimat penggugah motifasi tersebut surachman
selalu mengenakan kain dengan warna merah dan putih,kain inilah yang beliau
sebut dengan istilah jimat,maksud membawa bendera tersebut setiap lari marathon
adalah untuk bangsa dan negara ini,seperti ketika terahir mengikuti event di
malaysia februari kemaren.
Dan satu lagi kata-kata sakti dari seorang surachman ketika
ditanya kapan akan pensiun dari dunia lari,dengan sigap dia menjawab, “sky is
my limits”.
Mantaaap.