Sang Penakluk Copet dari Solo. - Mbah Daur -->

Sang Penakluk Copet dari Solo.

Monday, August 25, 2014

Sang Penakluk Copet dari Solo.

Sang Penakluk Copet dari Solo.

Sang Penakluk Copet dari Solo.
Sang Penakluk Copet dari Solo.

Terminal tirtonadi yang berada di solo tepatnya kecamatan banjarsari ini tidak ubahnya dengan terminal-terminal bus linya di kota-kota seluruh indonesia terkait dengan keberadaan pencurian uang alias pencopetan.

Kita semua tentu sudah faham dengan duni kriminal satu ini,dimana ada kerumunan massa tentu rawan dengan adanya tangan-tangan lihai nan terlatih ala pencopet tersebut,tetapi kini kita sedikit lega wabil khusus untuk pengguna terminal tirtonadi.

Ya terminal tirtonadi kini sudah mulai minim kriminalitas pencopetan,setelah banyak para pencopet yang tertangkap tangan oleh petugas-petugas pengamanan terminal,salahsatu yang kondang sebagi penakluk copet adalah muhailil.

Muhailil dan pencopet.

Sang Penakluk Copet dari Solo.
Sang Penakluk Copet dari Solo.

Muhailil Umurnya sudah 50-an tahun dan sudah 22 tahun bekerja sebagai petugas honorer harian lepas di Tirtonadi. Muhailil sejak awal diketahui memiliki kemampuan agama yang lebih memadai dibanding yang lain-lainnya. Karena itulah dia kemudian ditempatkan sebagai petugas yang bertanggung jawab pada kebersihan masjid dan menjadi imam shalat wajib di masjid terminal.

ustru dari penempatan itulah Muhailil pertama kali bersentuhan dengan para pencopet. Dia sering melihat copet menggerayangi tas milik penumpang yang sedang singgah untuk salat di masjid. Lama-lama dia bisa memahami dan hapal dengan gerak-gerik copet yang hendak maupun sedang beroperasi.

Dia akan menguntit orang-orang yang dicurigainya dan sejauh pengalamannya, orang yang menunjukkan perilaku khusus itu memang akan berbuat jahat. Untuk menjamin kenyamanan penumpang, akhirnya Muhailil memberanikan diri melawan aksi para pencopet. Dia menangkap pencopet-pencopet itu lalu diserahkan kepada polisi di pos jaga terminal paling sibuk di Jateng tersebut.

Mengetahui seringnya Muhailil menangkap copet, pimpinan pengelola terminal akhirnya memutuskan memindahkan lelaki santun berperawakan kecil tersebut ke bagian keamanan dan ketertiban. Di bagian inilah Muhailil semakin sering berhadapan dengan para pelaku kriminal tersebut. Muhailil menghitung sejak bertugas di terminal selama 22 tahun, dia sudah 311 kali menangkap copet.

"Biasanya mereka beraksi berkelompok empat hingga lima orang. Kadang ya terpaksa harus berkelahi dengan mereka kalau memergoki mereka sedang beraksi. Seringkali juga dapat ancaman, tapi ya tidak apa-apa. Saya hitung sudah 311 kali menangkap pencopet. Untuk itu saya harus sering bolak-balik ke pengadilan untuk menjadi saksi persidangan. Rasanya, kantor saya ini ada dua, di terminal dan di pengadilan," ujar Muhailil.

Muhailil yang tak kunjung jadi PNS.

Nasib kepegawaian seorang muhailil memang tak sebanding dengan jasa dan kebaikanya,bila diterminal beliau dikenal dengan sosok yang agamis,karismatik,dan banyak jasa membantu memberantas copet,tetapi kondisi ini seperti mebutakan mata pemimpin negeri ini,karena sampai saat ini beliau masih tercatat sebagai tenaga honorer.

Menjadi tenaga honorer mungkin bukanlah akhir dari segalanya,tetapi jika menilik kinerja dan kedisplinan seorang muhailil sungguh ironi jika pemerintah indonesia belum mengganjar beliau dengan status yang lebih baik,misalnya PNS.

Kepala Terminal Tirtonadi, Eko Agus Susanto, punya penilaian tersendiri terhadap anggota andalannya yang selalu gagal seleksi PNS dari jalur honorer tersebut. Padahal, menurutnya, kinerja Muhailil jauh lebih bagus dari karyawan lain yang sudah diangkat menjadi PNS.

"Dia salah satu petugas andalan kami. Dia orang yang tulus bekerja dan bahkan seringkali harus bertaruh keselamatannya demi menjamin keamanan para penumpang di terminal," ujarnya.
bm

Terkadang informasi yang bermanfaat tidak mengenal waktu kapan di baca dan siapa yang membacanya,terlebih berita dan informasi daur ulang.