Kesalahan Memaknai Hari Kemenangan.
Kesalahan Memaknai Hari Kemenangan. |
Setelah Adzan Magrib berkumandang dihari terakhir bulan
Ramadhan seluruh penjuru bumi serta merta menggemakan suara takbir,tahlil,dan
tahmid untuk menandai datangnya bulan Syawal,menandai datangya hari kemenangan
untuk ummat muslim setelah sebulan penuh berpuasa menahan diri untuk tidak
makan,minum dan hal lain yang membatalkan puasa mulai dari tebit fajar hingga
terbenamnya matahari.
Dari cuplikan kalimat menggebu gebu diatas mbah daur ingin
menggaris bawahi tentang kalimat hari kemenangan berkaitan dengan 1 syawal /
hari raya idul fitri tersebut,setelah mbah daur memperhatikan pola pikir
masyarakat umum tentang idul fitri sebagai hari kemenangan ini ada yang salah
dan sedikit melenceng dari makna idul fitri yang sebenarnya ( ini versi mbah
daur lho ).
Kemenangan terlepas dari belenggu puasa.
Masyarakat umum
berpikir bulan penuh siksaan telah berakhir,mereka sudah tidak perlu
repot-repot lagi berlapar-lapar ria,mereka bisa dengan leluasa melakukan
aktifitas makan,minum,merokok bahkan melakukan maksiat disiang hari yang selama
sebulan penuh sebelumnya dilarang,ini terjadi karena mereka tidak mengerti
makna dari didatangkanya bulan suci ramadhan tersebut dihadapan kita ( semoga
diberi hidayah untuk segera memahaminya amiiin ).
Aktifitas dibulan puasa memang terasa berat untuk sebagian
masyarakat umum,dengan kondisi perut kosong rasa lapar,rasa haus dan kantuk
yang terus melanda,mereka tetap dituntut untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
tidak berbeda dengan bulan-bulan dimana mereka tidak berpuasa,masih mesti
kesawah bagi para petani,pergi berlayar bagi para nelayan,berdagang,dan beribu
aktifitas rutin lainya,ada seloroh dari rekan rekan mbah daur mengungkapkan
fenomena ini,hari bisa yang kami masih bisa makan dan minum saja pekerjaan ini
terasa sangat berat,gimana jika kami masih mesti berpuasa,tentu akan sangat
berat…hmmmm
Kemenangan untuk sesuatu yang baru.
Ini juga salah satu yang acapkali terjadi dikalangan
masyarakat umum yakni menganggap hari raya idul fitri itu sebagai segalanya
serba baru,pakaian,makanan seba baru,mewah dan mahal,sebuah ironi memang,disatu
sisi ini ada kebenaranya bahwa kita boleh dan sah-sah saja membeli
pakaian,makanan serba baru bahkan mewah sekalipun sebagai refleksi diri dari
menyambut hari nan fitri tersebut,tetapi ada pula yang terlewatkan dan
memunculkan kesalahan tentang berpakaian dan makanan baru tersebut.
Mereka rela merogoh kocek begitu dalam hanya untuk selembar
pakaian,mengeluarkan begitu besar dana hanya untuk membeli kue,jajanan yang mewah
dan mahal,tanpa tersadar ditahun tahun berikutnya menimbulkan kekurangan disana
sini,bahkan sampai dibela-belain meminjam uang kepada orang lain hanya untuk
memuluskan niatan membeli pakaian dan makanan serba mahal dan mewah
tersbut.inilah point yang mbah daur anggap salah dan perlu diperbaiki.
Jika kalian rekan-rekan mbah daur berpikir bahwa makna
kemenangan di hari raya idul fitri ini hanya karena terlepasa dari belenggu
aktifitas puasa,jika makna kemenangan hanya untuk pakaian baru,makanan mewah
nan mahal,mbah daur berpikir ada yang salah dengan iman,islam dan ketaqwaan
rekan-rekan semua,ayoo segeralah kembalikan makna idul fitri ini pada jalur
yang benar.