Wayang Golek Khas Betawi - Mbah Daur -->

Wayang Golek Khas Betawi

Sunday, March 17, 2013

Wayang Golek Khas Betawi

Wayang Golek Khas Betawi.



Wayang Golek Khas Betawi
Wayang Golek Khas Betawi

Betawi punya lenong dan gambang kromong. Bagaimana jadinya jika keduanya dijadikan satu dalam pertunjukan wayang golek ? Ini dia.
Demikian ungkap Tizar Purbaya, dalang Wayang Golek Betawi yang dijuluki Master Of Puppet Indonesia oleh seorang penulis Jerman. Ternyata kombinasi antara lenong, gambang kromong dan wayang golek yang dipikirkan Tizar tersebut menghasilkan seni pertunjukan baru yang menarik. Namanya,Wayang Golek Lenong Betawi.

Dari segi pertunjukan, Wayang Golek Lenong Betawi mirip pertunjukan Wayang Golek Sunda yang sudah ngetop. Bedanya, Wayang Golek Lenong Betawi menggunakan gambang kromong sebagai musik pengiring. Tema ceritanya dari kisah-kisah legenda Betawi seperti Si Pitung, Si Jampang atau Si Manis Jembatan Ancol. Wayang Golek Lenong Betawi juga tidak menjadikan dalang sebagai ‘pemain tunggal’, seluruh kru bahkan para pemain musik bisa saja melempar“celetukan” di tengah pertunjukkan.


Yang menarik adalah tekniknya. Ada wayang golek yang bisa mengeluarkan air mata atau darah,ada yang kepalanya tertancap sebilah golok, bahkan ada yang bisa berubah wujud menjadi hantu. “Teknik dasar pembuatannya saya pelajari di Jepang, di Indonesia saya kembangkan dan perkaya, hingga hasilnya seperti ini,” ujar Tizar bangga sambil memperlihatkan sebuah wayang golek yang wajahnya bisa terlepas lalu menjadi tengkorak.

PertunjukanWayang Golek Lenong Betawi biasanya memakan waktu dua jam. Jumlah krunya mencapai sepuluh hingga lima belas orang. Bahasa tuturnya menggunakan bahasa Betawi ‘elu-gue’ yang kental. Pokoknya sepanjang pertunjukan, penonton dijamin tidak bakal bosan karena ceritanya seru dan menarik.

Seni pertunjukan wayang golek lenong Betawi ciptaan pria yang akrab disapa bang Tizar ini, dipentaskan pertama kali tahun 2001 di Jakarta. “Waktu pertama kali pentas, saya bawakan judul Si Manis Jembatan Ancol. Saya tidak menyangka sambutannya luar biasa.”katanya, yang pernah bergabung di Teater Ketjil pimpinan Arifin C. Noer, almarhum ini. Jauh sebelum menjadi dalang, Tizar Purbaya juga pernah membintangi puluhan film di era 80-an.

Darah seni yang mengalir dalam diri pria kelahiran Cikande, Banten 1950 silam, membawanya malang melintang di dunia seni pentas teater. Bersama Teater Ketjil pimpinan almarhum Arifin C Noor, Tizar Purbaya wara wiri di panggung Teater, sampai pada tahun 1974 dia mulai melirik peran dalam layar lebar dan mulai menekuni pewayangan.

Cerita pewayangan sudah disukai sejak kecil, hingga akhirnya Tizar belajar dalang pada Cakra Hudaya dan Barna Soemantri di Jakarta, namun lebih banyak belajar secara otodidak. Ketika itu ia mulai mencoba mentas dengan wayang golek Sunda dan menggunakan bahasa Indonesia di Taman Ismail Marzuki 1974.


Tizar juga mencoba menggabungkan wayang golek Sunda dan Lenong Betawi dengan iringan musik tradisional Gambang Kromong, yang menjelma menjadi Wayang Golek Lenong Betawi. Sejak itu, Tizar mulai membuat wayang dengan tokoh-tokoh Betawi terkenal, seperti Si Jampang, Si Pitung, Si Manis Jembatan Ancol dan lainnya.


Wayang Golek Lenong Betawi berjudul "Si Manis Jembatan Ancol" pentas pertama kali tahun 2001 di Jakarta. Selanjutnya ia juga merancang beberapa tokoh wayang untuk cerita Betawi, dan bahkan berkembang untuk menjadikan tokoh-tokoh nasional dan internasional untuk dijadikan tokoh wayang goleknya. Gubernur DKI Jakarta, presiden RI hingga presiden Amerika Barak Obama-pun termasuk tokoh yang dijadikan tokoh wayang goleknya.


Di mata Tizar Purbaya wayang golek bukanlah sesuatu yang statis, namun terus berkembang seiring zaman, disamping upaya untuk terus melestarikan wayang-wayang tradisional.
bm

Terkadang informasi yang bermanfaat tidak mengenal waktu kapan di baca dan siapa yang membacanya,terlebih berita dan informasi daur ulang.