Kenali Ciri Ciri Bayi Terkena Alergi Susu Sapi.
Alergi susu sapi biasanya terjadi pada bayi yang diberikan
susu formula dan memiliki bakat alergi yang diturunkan oleh salah satu atau
kedua orangtuanya. Hal ini karena masalah alergi dipengaruhi oleh genetik,
lingkungan dan imunologi.
Alergi susu sapi pada anak sebenarnya bisa terjadi karena ia
sensitif terhadap komponen protein susu (paling sering akibat
beta-lactoglobulin) atau pada proses pembuatan susu, sehingga komponen protein
ini akan bereaksi dengan antibodi tubuh yang memicu terbentuknya immunoglobulin
E (IgE).
Untuk mengetahui apakah bayi alergi susu atau tidak, berikut
ini ada delapan tanda yang dijelaskan oleh dr. Moissidis, untuk membantu orang
tua bayi mengenali tanda-tandanya:
- Diare. Sebenarnya diare tergolong normal pada bayi, tetapi jika terjadi terus menerus (dua sampai empat kali sehari selama lima sampai tujuh hari) dan/atau jika terdapat darah di feses, kemungkinan merupakan tanda alergi yang serius.
- Muntah. Bayi sering mengeluarkan susu (gumoh), tetapi jika bayi muntah tidak seperti biasanya, seperti tidak habis makan, harus segera diperiksa dokter. Gejala refluks, seperti kesulitan menelan dan memuntahkan sedikit makanan, bisa jadi merupakan gejala alergi susu.
- Ruam pada kulit, seperti eksim, merupakan gejala alergi yang paling sering muncul, terutama jika disertai gejala lain.
- Rewel. Apabila bayi menangis terus menerus dan sulit ditenangkan dalam periode waktu yang lama adalah tidak normal. Jika tidak ada penyebab yang jelas, biasanya akibat kolik. Bayi mungkin merasa tidak nyaman karena rasa sakit di perutnya akibat alergi terhadap protein susu.
- Berat badan rendah atau tidak mengalami kenaikan. Normalnya, bayi mencapai dua kali berat lahir pada usia enam bulan, dan tiga kali berat lahir pada usia 12 bulan. Tetapi, jika bayi tidak mendapat nutrisi yang dibutuhkan karena diare dan muntah yang berlebihan, mereka tidak dapat tumbuh seperti bayi pada umumnya.
- Mengeluarkan gas atau kentut (flatus) umum pada bayi, tetapi jika disertai gejala lain, dapat memperkuat bayi mengalami alergi protein susu.
- Masalah pernapasan. Pilek atau flu sering terjadi pada bayi, tetapi jika bayi mengeluarkan bunyi seperti mencicit (mengi seperti pada asma) dan pembentukan lendir yang berlebihan di hidung dan tenggorok, kemungkinan merupakan reaksi bayi terhadap protein susu.
- Gagal tumbuh dapat terjadi, karena bayi yang alergi kekurangan nutrisi yang dibutuhkan yang ditandai dengan dehidrasi, kehilangan selera makan atau tidak mau menyusu, dan lemah atau kurang berenergi. Gagal tumbuh sering merupakan dampak dari gejala lain di tubuh bayi.
- Jika bayi mengalami lebih dari dua gejala di atas, kemungkinan mengalami alergi protein susu. Orang tua sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk memberi anak susu formula yang sesuai.
Jika anak positif mengalami alergi terhadap susu sapi, bukan
berarti menghalangi pertumbuhan dan perkembangannya. Karena ada beberapa
alternatif pengganti susu pada anak yaitu:
- Susu hipoalergenik, yaitu susu sapi yang sudah diproses hidrolisis parsial yang digunakan untuk pencegahan.
- Susu hidrolisis ekstensif, yaitu susu sapi yang sudah diproses hidrolisis sempurna dan digunakan untuk anak yang sudah alergi susu sapi.
- Formula kedelai (soy formula), yaitu susu yang berasal dari kacang kedelai dan digunakan untuk anak yang sudah alergi susu sapi.