Kisah Sedih Dibalik THR. - Mbah Daur -->

Kisah Sedih Dibalik THR.

Friday, August 10, 2012

Kisah Sedih Dibalik THR.

Kisah Sedih Dibalik THR.
http://mbahdaur.blogspot.com/
Kisah Sedih Dibalik THR.

Tunjangan Hari Raya yang akrab disingkat menjadi THR memang merupakan hal yang membahagiakan bagi kalangan pekerja baik pekerja swasta maupun pekerja negeri,mengapa moment THR ini merupakan moment yang membahagiakan..?karena bagi sebagian kalangan uang tunjangan hari raya itu layaknya uang kaget,uang yang tidak perlu ditabung tapi dapat diandalkan untuk belanja kebutuhan kebutuhan disaat hari raya.

Banyak sekali aktifitas yang dapat kita lihat menjelang hari raya idul fitri tepatnya setelah minggu ke-3 sampai minggu ke-4 bulan ramadhan,mulai dari aktifitas belanja pakaian dan segala pernak pernik untuk dipakai ketika lebaran,belanja bahan bahan untuk membuat kue dan makanan,sampai kegiatan yang hanya sebagai perintang waktu alias iseng sebagai luapan kegembiraan karena telah turunya jatah THR.


Segala aktifitas tersebut,menyiratkan kebahagiaan dengan adanya uang THR memang tidak dapat dipungkiri,sehingga terkadang mereka lupa bahwa esok ada saat dimana kita lebih memerlukan uang itu lebih dari hanya sekedar buat belanja dan cenderung foya foya,hanya mementingkan kesengan belaka,ingin terlihat wah di depan teman teman di kampungnya ketika nanti mudik dsb.

Akh itu terlalu mengurui kalau mbah daur mengatakan seperti itu,yang ingin mbah daur ceritakan kali ini adalah kisah sedihnya dibalik pembagian uang tunjangan hari raya itu sendiri,mengapa mbah daur mengangkat cerita sedihnya saat pembagian THR itu tak luput dari pengalaman pribadi yang pernah mbah daur rasakan dan mbah daur perhatikan dari sekeliling tempat tinggal mbah daur.

Pembagian jatah uang THR disetiap perusahaan atau boss memang berbeda beda,memang kalau menuruti perundang undangan yang di syahkan pemerintah adalah sebesar UMR ditambah dengan uang TMK dan uang bonus bonus yang lain,ini bisa benar benar fantastis dan lebih dari cukup dari apa yang kita tabung selama satu tahun penuh,tentu ini bagi perusahaan perusahaan yang bonafide dan memang benar benar memikirkan kesejahteraan karyawan / buruhnya,tapi bagaimana dengan karyawan / buruh yang bekerja diperusahaan perusahaan yang boss atau pemiliknya pelit bakhil dan tidak memikirkan sama sekali kesejahteraan karyawanya…?

Kondisi terakhir inilah yang akan menyisakan cerita sedih nan mengharukan,bagaimana tidak,…uang thr yang ditunggu tunggu selama setahun penuh hanya cukup untuk biaya pulang kampung dan membeli sehelai sarung,sedih bukan..?

Bagi mereka yang bekerja diperusahaan yang mengerti dan menyadari pentingya mensejahterakan karyawanya,moment thr memang benar benar “lebaran”,mereka bisa belanja sepuasnya,beli ini,beli itu,sementara bagi yang bekerja diperusahaan yang tidak sama sekali melirik kesejahteraan karyawanya mereka mesti benar benar hitung hitungan tentang apa yang mesti dibeli dan harus benar benar sesuai dengan kocek mereka,agar selepas kembalinya dari mudik mereka tidak dikejar kejar hutang..hmmm ironi

Kesimpulanya adalah tunjangan hari raya bisa benar benar menjadi hal yang paling ditunggu tunggu dan dinantikan oleh mereka yang bekerja di perusahaan yang mengerti akan kesejahteraan karyawanya,tapi disisi lain akan meninggalkan luka yang dalam dihati sebagian karyawan yang lain yang bekerja dibawah paying perusahaan yang tidak mengindahkan kesejahteraan karyawanya,saran mbah daur seberapa pun uang tunjangan hari raya yang rekan rekan mbah daur dapatkan tetaplah bersyukur kepada ilahi robbi,percayalah itulah rizqi terbaik yang paling bermanfaat diberikan kepada kita olehNYA.
bm

Terkadang informasi yang bermanfaat tidak mengenal waktu kapan di baca dan siapa yang membacanya,terlebih berita dan informasi daur ulang.