Tapi tahukah anda, kalau selama ini persepsi masyarakat Indonesia tentang carok salah? Persepsi tersebut membuat masyarakat Indonesia (khusunya Luar Madura) salah menilai tentang Madura dan penduduknya. Mereka berpikir kalau orang Madura mudah tersinggung dan mudah membunuh karena mereka memiliki budaya carok.
Sebenarnya carok adalah sebuah istilah yang biasa dianut oleh lelaki jantan.
Berikut adalah kronologi carok sebenarnya :
Jika ada perselisihan antar individu, sebagai contoh perebutan hak milik tanah. Orang Madura tidak langsung menyelasaikan masalah tersebut dengan cara duel satu lawan satu (siapa yang tetap hidup dia yang menang). Tetapi mereka akan melakukan mediasi atau perundingan antar individu atau keluarga. Mereka akan membicarakan masalah tersebut baik-baik. Jika terdapat jalan keluarnya mereka akan mematuhi satu sama lain. Namun jika dalam perundingan tersebut menemui jalan buntu dan tetap tak ada penyelesaian walaupun dilakukan perundingan berkali-kali. Mereka akan mengambil resiko terburuk, yaitu duel satu lawan satu menggunakan senjata tradisional clurit dengan tujuan siapa yang tetap hidup dialah yang menjadi pemenang.
Jadi, jika ada suatu masalah dan langsung diselesaikan dengan cara saling membunuh, bukanlah carok namanya walau dalam acara duel tersebut menggunakan senjata tradisional Madura (clurit).
Tapi definisi carok yang sebenarnya adalah menyelesaikan masalah dengan perundingan, jika terdapat jalan buntu dalam perundingan tersebut maka saling menghabiskan satu sama lain menjadi satu-satunya jalan.Bagaimana ya, seandainya carok digunakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
Mungkin kita tidak lagi dilecehkan oleh Negara tetangga. Mungkin kita malah akan dihormati. Tidak seperti sekarang yang katanya melakukan politik bebas aktif, yang ketika ada masalah dilakukan dengan cara perundingan atau diplomasi ketika ada jalan buntu tetap saja berdiplomasi, kapan selesainya? Yang ada kita malah dilecehkan dan dibuat mainan oleh Negara tetangga