Pray For Dera ( Cerita Tragis Bayi Prematur yang Miskin ). - Mbah Daur -->

Pray For Dera ( Cerita Tragis Bayi Prematur yang Miskin ).

Wednesday, February 20, 2013

Pray For Dera ( Cerita Tragis Bayi Prematur yang Miskin ).


Pray For Dera ( Cerita Tragis Bayi Prematur yang Miskin ).

Cerita ini pertama kali saya dengar dari sebuah berita televise tentang seorang bayi yang akhirnya meninggal dunia karena sakit dan tragisnya karena beberapa Rumah Sakit yang di datangi untuk dimintai pertolonganya menolak sang bayi dengan berbagai alasan hanya karena sang bayi ini miskin,Tragis betul nasib Dera, bayi yang ditolak delapan rumah sakit, karena keluarga tidak dapat menyiapkan biaya. Meski ada jaminan kartu sehat dari pemerintah, tetap saja tidak ada yang menerima. Pihak rumah sakit berdalih, mulai dari ruangan penuh, fasilitas tak memadai hingga keluarga dianggap tidak mampu membayar.

"Saya sudah pakai kartu sehat. Apalagi di Harapan Kita, saya dimarahin katanya 'kalau kamu cari enggak bakalan dapat'. Di rumah sakit swasta dimintain DP Rp 15 juta sampai Rp 12 juta," ungkap Herman – kakek korban -- pilu.

Herman pun tak bisa lagi berbuat banyak. Apalagi ayah Dera hanya sebagai pedagang sandal keliling. "Sudah ke Cipto (RSCM), Harapan Kita, RSPP, Fatmawati, Budi Asih. Alasannya tidak ada peralatan, penuh. Di RSPP kayaknya ragu-ragu semula bilang kamar ada setelah tanya biaya bilang sudah penuh dan enggak ada peralatan," curhatnya.


Kematian Dera Nur Anggraini, bayi prematur itu, sangat ironis karena terjadi di Jakarta, di kota besar yang banyak memiliki rumah sakit dan ironisnya lagi, keluarganya memiliki Kartu Jakarta Sehat. Namun, kartu sehat produk pemerintahan Jokowi-Ahok yang digembar-gemborkan menjamin warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan itu ternyata tidak bertaji.

Sebanyak delapan rumah sakit telah didatangani orang tua Dera, Sabtu (16/2/2013), namun semuanya menolak memberikan perawatan. Satu persatu rumah sakit menolaknya dengan alasan semua ruangan sudah terisi penuh. Ilyas Setia Nugroho, sang ayah, tak patah semangat ketika satu rumah sakit menolaknya, ia pun membawa ke rumah sakit yang lain. Namun, nasibnya sama, rumah sakit menolak dengan alasan tak ada ruangan untuk sang bayi.

Sebagaimana diberitakan TVOne, pertama kali, ia mendatangi RS Cipto Mangunkusumo, rumah sakit terbesar di Jakarta yang sudah dijamin pasti akan menerima pasien pemegang kartu sehat. RS Cipto menolaknya, lalu Ilyas membawa ke RS Harapan Kita. Di sini, bayi Dera juga ditolak dan hal sama juga dialaminya di RS Fatmawati.

Lima rumah sakit lainnya yang didatangi Ilyas juga menolak dengan cara berbeda-beda, namun alasannya sama, yakni tidak ada ruangan. Ilyas pun putus asa hingga membawa kembali pulang bayi malang itu. Sang bayi akhirnya meninggal dunia dan ironisnya tak sempat mendapat pertolongan sedikitpun dari rumah sakit.

Dera, bayi prematur yang memiliki kelainan kerongkongan itu adalah bayi kembar yang lahir dengan berat badan sangat kecil, yakni 1 kg. Sejak lahir, sang bayi memang memiliki kondisi kesehatan yang rapuh. Apalagi, kerongkongannya tidak berfungsi sempurna.

Sang bayi dilahirkan di sebuah rumah sakit bersalin di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Namun, karena rumah sakit itu tidak mampu menanganinya, maka sang bayi dirujuk ke rumah sakit lain yang lebih besar dan memiliki fasilitas lengkap. Sayangnya, fasilitas lengkap dan kartu sehat itu tidak berarti sama sekali hingga akhirnya Dera harus meninggal dunia.

Sekali lagi cerita tragis tentang kemiskinan negeri ini menyeruak kepermukaan,membuat geram,marah dan murka jika yang mendengarnya adalah orang orang yang bernurani,tapi fakta dan kenyataanya jauh panggang dari api,negeri ini semakin tiran,pongah dan hanya memandang semua dari materi,tak layak dijadikan panutan apalagi kebanggaan,negeri ini sudah mencampakan kodrat manusia dari ilahi robbi kedalam tong sampah,maka tunggulah ketika TUHAN berkehendak mencabut milikNYA menjadikan semuanya “ kembali” maka tiada tempat ‘tuk bernaung,tiada orang kan mencegah…

Sumber :
Voa Islam.
Mbah Daur.
Dari berbagai sumber.

bm

Terkadang informasi yang bermanfaat tidak mengenal waktu kapan di baca dan siapa yang membacanya,terlebih berita dan informasi daur ulang.