Makna Lagu Cublak cublak Suweng.
Bagi kebanyakan anak anak jawa pasti
ingat dan hapal lagu mainan anak yang berjudul cublak cublak suweng,lagu ini
sering dinyanyikan dan dimainkan ketika malam saat terang bulan,bermain di
tanah lapang atau pelataran sangat mengasyikan sekali.saya sendiri kalau
teringat lagu dan permainan cublak cublak suweng ini jadi ingin mengulang masa
kecil lagi hahahaha.
Berikut cuplikan lagu cublak cublak
suweng :
cublak-cublak suweng
suwenge ting gelenter
mambu ketundhung gudel,
pak empo lera-lere,
sopo ngguyu ndhelikake,
sir-sir pong dhele kopong, sir-sir pong dhele kopong.
suwenge ting gelenter
mambu ketundhung gudel,
pak empo lera-lere,
sopo ngguyu ndhelikake,
sir-sir pong dhele kopong, sir-sir pong dhele kopong.
“Cublak” berarti tempat, sedangkan
“suweng” adalah perhiasan telinga yang sangat berharga. Dalam lirik pertama
digambarkan bahwa ‘ada sebuah tempat di mana tempat tersebut menyimpan harta
yang sangat berharga’. “Suwenge ting gelenter”, artinya perhiasan tersebut
berserakan di mana-mana.
“Mambu ketundhung gudel”, artinya tercium dan dituju oleh “gudel” (anak kerbau). Lirik ini menggambarkan adanya sebuah kabar yang didengar oleh orang yg bodoh (digambarkan sebagai anak kerbau). Orang-orang yang tidak tahu ini mendengar sebuah kabar dan kemudian menuju ke arah kabar tersebut.
“Mambu ketundhung gudel”, artinya tercium dan dituju oleh “gudel” (anak kerbau). Lirik ini menggambarkan adanya sebuah kabar yang didengar oleh orang yg bodoh (digambarkan sebagai anak kerbau). Orang-orang yang tidak tahu ini mendengar sebuah kabar dan kemudian menuju ke arah kabar tersebut.
“Pak empo” adalah gambaran orang-orang bodoh tersebut. “Lera-lere” adalah tengak-tongok kiri kanan. Lirik ini menggambarkan bahwa orang-orang bodoh tersebut hanya tengak-tengok kiri-kanan karena tidak tahu apa-apa.
“Sopo ngguyu ndhelikake” adalah siapa yang tertawa, ia yang menyembunyikan. Lirik ini menggambarkan bahwa ada yang menyembunyikan sesuatu dan tetap tertawa. Artinya ia tertawa bahwa tahu ada sesuatu yang disembunyikan.
“Sir-sir pong dhele kopong”. “Pong” adalah pengulangan kata “dhele kopong” yang berarti kedelai kosong dan tidak ada isinya. Lirik ini menggambarkan tentang kekosongan jiwa, kekosongan pikiran, kekosongan ilmu, dan juga orang yang banyak bicara tapi sedikit ilmunya. Sedangkan “sir” artinya hati nurani. “Sir” di sini merupakan jawaban pertanyaan pertama di atas.
Lagu ini mengisahkan tentang adanya harta berharga yang berceceran di sebuah tempat. Berita tentang tempat dengan harta yang berceceran ini lantas tercium oleh orang-orang yg bodoh dan tidak mempunyai pengetahuan (digambarkan dengan gudel=anak kerbau). Karena ketidaktahuan mereka banyak di antara mereka yang tengak-tengok kanan dan kiri, mencari-cari di mana tempat harta berharga tersebut. Di sisi lain bagi orang yang sudah menemukan harta tersebut, mereka hanya tertawa seakan menyembunyikan rahasia. Dan orang-orang bodoh itupun berkoar seolah-olah sudah menemukan harta berharga tersebut, padahal sebenarnya mereka kosong (kopong).
Konsep harta yang berharga di sini bagi orang-orang bodoh, mereka selalu mencarinya keluar dari dirinya (mambu ketundhung gudel) sehingga ia tetap merasa bingung dalam hidup (pak empo lera-lere). Sementara orang-orang bijak menyadari bahwa tempat rahasia (cublak) yang merupakan tempat menyimpan harta sangat berharga yang sekaligus membuat harta tersebut tersebar di mana-mana (suwenge ting gelenter) ada di dalam ‘sir‘ (kata pertama dalam kalimat sir sir pong dele kopong). Dan “sir” adalah hati nurani manusia. Jadi simpulan lagu tersebut, sesungguhnya harta paling berharga tersebut terletak di dalam diri kita, yaitu di hati nurani kita sebagai manusia, asalkan kita mampu menempatkan hati tersebut sebagai hati yang benar-benar fitrah sebagai manusia.
Semoga bermanfaat.
Sumber Tulisan dari rekan saya :
Harto Jouckeur.