Makna Lagu Cublak cublak Suweng. - Mbah Daur -->

Makna Lagu Cublak cublak Suweng.

Saturday, January 26, 2013

Makna Lagu Cublak cublak Suweng.


Makna Lagu Cublak cublak Suweng.

Bagi kebanyakan anak anak jawa pasti ingat dan hapal lagu mainan anak yang berjudul cublak cublak suweng,lagu ini sering dinyanyikan dan dimainkan ketika malam saat terang bulan,bermain di tanah lapang atau pelataran sangat mengasyikan sekali.saya sendiri kalau teringat lagu dan permainan cublak cublak suweng ini jadi ingin mengulang masa kecil lagi hahahaha.

Berikut cuplikan lagu cublak cublak suweng :
cublak-cublak suweng
suwenge ting gelenter

mambu ketundhung gudel,

pak empo lera-lere,

sopo ngguyu ndhelikake,

sir-sir pong dhele kopong, sir-sir pong dhele kopong. 

“Cublak” berarti tempat, sedangkan “suweng” adalah perhiasan telinga yang sangat berharga. Dalam lirik pertama digambarkan bahwa ‘ada sebuah tempat di mana tempat tersebut menyimpan harta yang sangat berharga’. “Suwenge ting gelenter”, artinya perhiasan tersebut berserakan di mana-mana.
“Mambu ketundhung gudel”, artinya tercium dan dituju oleh “gudel” (anak kerbau). Lirik ini menggambarkan adanya sebuah kabar yang didengar oleh orang yg bodoh (digambarkan sebagai anak kerbau). Orang-orang yang tidak tahu ini mendengar sebuah kabar dan kemudian menuju ke arah kabar tersebut.

“Pak empo” adalah gambaran orang-orang bodoh tersebut. “Lera-lere” adalah tengak-tongok kiri kanan. Lirik ini menggambarkan bahwa orang-orang bodoh tersebut hanya tengak-tengok kiri-kanan karena tidak tahu apa-apa.

“Sopo ngguyu ndhelikake” adalah siapa yang tertawa, ia yang menyembunyikan. Lirik ini menggambarkan bahwa ada yang menyembunyikan sesuatu dan tetap tertawa. Artinya ia tertawa bahwa tahu ada sesuatu yang disembunyikan.

“Sir-sir pong dhele kopong”. “Pong” adalah pengulangan kata “dhele kopong” yang berarti kedelai kosong dan tidak ada isinya. Lirik ini menggambarkan tentang kekosongan jiwa, kekosongan pikiran, kekosongan ilmu, dan juga orang yang banyak bicara tapi sedikit ilmunya. Sedangkan “sir” artinya hati nurani. “Sir” di sini merupakan jawaban pertanyaan pertama di atas.

Lagu ini mengisahkan tentang adanya harta berharga yang berceceran di sebuah tempat. Berita tentang tempat dengan harta yang berceceran ini lantas tercium oleh orang-orang yg bodoh dan tidak mempunyai pengetahuan (digambarkan dengan gudel=anak kerbau). Karena ketidaktahuan mereka banyak di antara mereka yang tengak-tengok kanan dan kiri, mencari-cari di mana tempat harta berharga tersebut. Di sisi lain bagi orang yang sudah menemukan harta tersebut, mereka hanya tertawa seakan menyembunyikan rahasia. Dan orang-orang bodoh itupun berkoar seolah-olah sudah menemukan harta berharga tersebut, padahal sebenarnya mereka kosong (kopong).

Konsep harta yang berharga di sini bagi orang-orang bodoh, mereka selalu mencarinya keluar dari dirinya (mambu ketundhung gudel) sehingga ia tetap merasa bingung dalam hidup (pak empo lera-lere). Sementara orang-orang bijak menyadari bahwa tempat rahasia (cublak) yang merupakan tempat menyimpan harta sangat berharga yang sekaligus membuat harta tersebut tersebar di mana-mana (suwenge ting gelenter) ada di dalam ‘sir‘ (kata pertama dalam kalimat sir sir pong dele kopong). Dan “sir” adalah hati nurani manusia. Jadi simpulan lagu tersebut, sesungguhnya harta paling berharga tersebut terletak di dalam diri kita, yaitu di hati nurani kita sebagai manusia, asalkan kita mampu menempatkan hati tersebut sebagai hati yang benar-benar fitrah sebagai manusia.

Semoga bermanfaat.
Sumber Tulisan dari rekan saya : Harto Jouckeur.
bm

Terkadang informasi yang bermanfaat tidak mengenal waktu kapan di baca dan siapa yang membacanya,terlebih berita dan informasi daur ulang.